979. JAGALAH HUBUNGAN KEKELUARGAAN | Riyaadush Shaalihiin

Rate this post



979. JAGALAH HUBUNGAN KEKELUARGAAN
Riyaadush Shaalihiin
Bab 40 | Berbakti kepada Orang Tua & Silaturahim
QS. An-Nisa: 1

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa: 1)

SUMBER VIDEO

ALSO REVIEW: Bolehkah Hubungan Saat Hamil?

18 comments

  1. Last Part
    Dan ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan kekeluargaan khususnya orangtua, bukan sebatas memberikan feedback kalau dia baik maka kita baik, kalau dia buruk maka kita buruk atau bukan hanya membalas dengan hal yang serupa dan ini yang membedakan. Kalau narasinya hanya ‘Orangtua kamu sudah mendidikmu nak, masa kamu begitu kepada orang tua? Atau orangtua mu sudah berkorban untuk mu, masa kamu begitu kepada orangtua? Orang tua mu sudah jungkir balik untuk menyekolahkan mu dan ingat bapakmu menjual tanah dan ibumu menjual sawahnya, lalu begini baktimu kepada orangtua?’ kita sering mendengar bahasa-bahasa seperti itu. Namun ahli tauhid mereka membangun dengan tauhid mereka, bukan dengan sikap orangtua atau keluarga yang mungkin sebagian mereka itu tidak bijak, baik, tidak amanat dan berkhianat kepada kita. Dan orang beriman punya standard, karena yang mereka cari itu bukan sebatas pujian manusia atau sebatas membalas kebaikan dengan kebaikan dari manusia, tetapi lebih dari itu mereka mencari wajah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, mereka mencari ridha الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan mereka yakin apa yang mereka lalukan Allah lihat dan Allah pasti Ketahui dan Allah tidak mungkin menyia-nyiakan kebaikan yang sudah kita lalukan. الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam QS Ali-‘Imran: 171 yang berbunyi;

    ۞ يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ

    Yang artinya, “Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman”. (QS Ali-‘Imran: 171).

    Dan Allah juga berfirman dalam QS Hud: 115 yang berbunyi:

    وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

    Yang artinya, “Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS Hud: 115).

    Maka walaupun orangtua atau kakak-kakak atau adik-adik kita tidak baik misalnya dan kita lakukan bukan sebatas karena mereka, namun kita lakukan ini karena kita bertaqarrub kepada Allah dan Ta’abbud kepada Allah dan kita yakin Allah tidak akan sia-siakan apa yang kita lakukan. Ini adalah kekuatan yang tidak ada habisnya karena Allah selalu melihat seluruh gerak-gerik kita dan apa yang kita lakukan.

    Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب

    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ

    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Barakallahu fikum…

    Jakarta, Sabtu, 20 Rajab 1444 AH/11 Februari 2023

    Ahida Muhsin

  2. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

    Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.

    Part One
    Makna ke-1 dari QS An-Nisa’: 1 adalah sebagai berikut;

    Dalam penekanan kemarin yang sudah kita bahas bahwa kita harus berbakti kepada orang tua dan jadikanlah dasar dari bakti kita adalah tauhid, taqarrub, ta'abbud kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Bukan hanya sekedar berbuat baik secara horizontal dan bukan hanya sekedar kita berbuat baik kepada orang tua, tetapi kita tidak shalat, tidak puasa, tidak pernah berdo’a. Allah berfirman ۞ وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa” (QS An-Nisa’: 36), ini adalah satu paket, jangan dipisahkan dan ini yang membedakan antara orang-orang yang beriman dengan yang lainnya. Banyak orang-orang yang tidak beriman, kepada orang tua sangat baik, namun ini menunjukkan bahwa ia hanya sekedar sebagai hubungan horizontal sesama manusia yang punya jasa melahirkan, mengasuh, memelihara, mendidik lalu kita berikan timbal balik dan itu bagus dan tidak diragukan lagi. Apa kata Nabi ﷺ, hadits dari Ibnu Umar رضي الله تَعَالَى عَنْهُمَا, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, من استعاذ بالله فأعيذُوهُ ومن سأل بالله فأعطوه، ومن أتى إليكم معروفاً فكافئوه، فإن لم تجدوا، فادعوا له، حتى يعلم أن قد كافأتموه artinya, “Siapa yang memohon perlindungan dengan mengatasnamakan Allah, maka lindungilah dia. Dan siapa yang meminta dengan mengatasnamakan Allah, maka berilah ia. Dan siapa yang berbuat baik kepadamu, balaslah kebaikannya. Jika anda tidak mampu, maka do’akanlah dia sampai dia tahu bahwa kalian telah memberinya yang setimpal” (Shahih) Ash Shahihah (254): [Abu Dawud: 9-Kitab Az Zakah, 38-Bab ‘Athiyatu Man Sa-ala billah]. Namun apabila hanya berdasarkan itu maka itu belum cukup dan yang harus kita lakukan adalah bangunlah pondasi keimanan, penghambaan dan ta’abbud dan setelah itu maksimalkan dalam berbakti kepada orang tua.

    Kemudian setelah itu Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى membawakan sebuah ayat dalam surat yang sama yaitu, Allah Ta’ala berfirman dalam QS An-Nisa’: 1 yang berbunyi: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا Yang artinya, “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS An-Nisa’: 1). Jadi yang pertama kali Allah ciptakan adalah Nabi Adam عليه السلام, lalu setelah itu Allah menciptakan pasangannya dari Nabi Adam yaitu Hawa untuk Nabi Adam عليه السلام. Kemudian dari mereka berdua Allah menciptakan keturunan yang banyak baik laki-laki maupun perempuan. Dan ini hukum asal, bahwa peradaban itu dimulai dari sini. Makanya menarik perkataan Abdullah bin Abbas رضي الله تَعَالَى عَنْهُمَا ketika menjelaskan ayat ini, ‘Wanita itu diciptakan dari laki-laki, maka Allah jadikan kebutuhan wanita itu ada pada laki-laki, sehingga Allah buat yang paling dibutuhkan oleh wanita setelah Rabb-Nya itu laki-laki dan dari laki-lakilah wanita itu berasal ’.

    Dalam penggalan ayat Al-Qur’an yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan dalam Bab “Berbakti Kepada Kedua Orangtua dan Silaturahim” adalah, Allah berfirman وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim” (QS An-Nisa’: 1). Lalu apa maksudnya? Dijelaskan oleh para ulama dan bertakwalah kepada Allah dengan taat kepada Allah. Bertakwalah kepada Allah di atas tauhid kepada Allah. Ia bangun itu semua karena ia yakin bahwa Allah Maha Mengawasinya. Karena الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memperhatikannya, melihat seluruh gerak-geriknya dan dia tidak berani macam-macam. Ia tidak mau durhaka kepada orang tua karena ia tahu ketika ia durhaka kepada orang tua, Allah Maha Melihatnya. Ia tidak akan mengkhianati keluarga, ia tidak akan mengkhianati suaminya atau ia tidak akan mengkhianati istrinya dengan mengerjakan hal yang haram, karena ia tahu ketika ia mengkhianati suaminya atau istrinya Allah Maha Melihatnya. Ia tidak akan mengkhianati anak-anaknya walaupun anak-anaknya masih kecil-kecil dan ia tidak mengerti apa-apa, tetapi ia akan didik anak-anaknya tersebut dan tidak mau mengkhianati anak-anaknya tersebut. Karena ia tahu meskipun anak-anaknya baik-baik saja karena masih kecil-kecil, tapi Allah Maha Melihat kinerjanya sebagai seorang Ayah dan sebagai seorang Ibu dan ia tidak akan jahat terhadap kakak atau adiknya. Atau ia kakak paling tua ia tidak akan semena-mena terhadap adiknya walaupun adik-adiknya tidak bisa berbuat apa-apa, karena ia tahu bahwa Allah Maha Melihatnya. Maka lahirlah 3 hal yaitu rasa cinta kepada Allah, ia ingin mencari wajah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berharap Allah berikan reward dan takut akan siksa الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan orang kalau sudah jatuh cinta inginnya mencari muka terus, ingin diperhatikan dan ingin di lihat dengan orang yang ia sukai dan cintai. Dan kalau kita benar-benar cinta kepada Allah, ayat ini sangat cocok sekali إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا “Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS An-Nisa’: 1). Coba tanya kepada istri yang senantiasa di jaga dan diawasi oleh suaminya, ia akan senang tentu saja selama tidak berlebih-lebihan dan diawasi oleh orang yang kita cintai itu berarti diperhatikan, di jaga dan di waktu yang sama kita ingin atau berharap mendapatkan ganjaran dari Allah, karena Allah Maha Melihat karena Allah Al-Muhsin yang Maha Baik, Allah akan berikan reward, ganjaran dan pahala. Dan di waktu yang sama kita takut membuat Allah murka, walaupun yang lain tidak tahu, tetapi Allah Maha Tahu dan kita khawatir kalau kita main belakang atau kita rusak hubungan kekeluargaan atau kita jahat, maka Allah bisa menghukum kita.

    To be continued 1 of 2 part

    Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب

    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ

    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

    Barakallahu fikum…

    Jakarta, Sabtu, 20 Rajab 1444 AH/11 Februari 2023

    Ahida Muhsin

  3. Suami sy di bulan ini mentalak sy tanpa alasan syar'i bahkan mutus silahturahmi semoga diampuni dan diberi hidayah ya الله satukan kembali kami dari dunia hingga akhirat

  4. Alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tatimmush shoolihaat, semoga Allah senantiasa merahmati imam Nawawi, para ulama, ustadz, keluarga, tim, para pemimpin kami, para orangtua kami, para guru kami dan anak anak kami, serta seluruh umat muslim dimanapun berada. Jazakumullah kyairan katsiran ustadz, atas ilmu yang sangat bermanfaat ini, barakallah fiikum

Comments are closed.